Oleh : Nur
Mualifah, S.Pd.
Dalam rangka
menuju Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi SMP N 2 Banyubiru mencanangkan
gerakan SaGuSaTum dan SaSiSaTum. Gerakan SaGuSaTum dan SaSiSaTum adalah gerakan
Satu Guru Satu Tumbuhan dan Satu Siswa Satu Pohon.
Gerakan ini
menghimbau untuk semua guru dan semua siswa membawa satu macam tumbuhan ke
sekolah. Selanjutnya tumbuhan yang dibawa diberi nama, dan nantinya diminta
untuk merawatnya agar tumbuhan tersebut tetap hidup dengan baik.
Sekolah
adiwiyata sekolah yang yang peduli lingkungan yang sehat, bersih, serta
lingkungan yang indah dan hijau. Dengan demikian seluruh warga sekolah untuk
peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melakukan upaya
pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi
sekarang maupun yang akan datang.
Yang terpenting
lagi adalah terjadinya perubahan tingkah laku warga sekolah yang bertanggung
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan sekolah.
Dalam sekolah
Adiwiyata berlaku prinsip partisipatif dan berkelanjutan. Partisipatif, seluruh
komunitas sekolah harus terlibat dalam manajemen yang meliputi keseluruhan
proses perencanaan, pelaksanan, dan evaluasi sesuai dengan tanggung jawab dan
perannya.
Prinsip
berkelanjutan, seluruh kegiatan harus dilaksanakan secara terencana dan
terus-menerus secara komprehensif. Makanya ada sekolah Adiwiyata tingkat
Kabupaten, tingkat Provinsi, tingkat Nasional dan sekolah Adiwiyata mandiri.
Konsep 5 R untuk
mewujudkan sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi. Pertama, Recycle. Recycle atau
mendaur ulang adalah kegiatan memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah
materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Sampah anorganik diolah untuk pembuatan kerajinan-kerajinan.
Untuk sampah
organik diolah menjadi pupuk kompos dan pupuk cair. Preoses pengkomposan
dilakukan dalam suatu alat yang disebut komposter. Semacam tong sampah, bagian
bawah untuk menampung pupuk cairnya. Bagian yang atas untuk meletakan
sampah-sampah organiknya. Untuk mempermudah pembusukan ditambahkan EM4 (Efektif
Mikroorganisme). Semakin banyak EM4 yang diberikan akan lebih cepat proses
menghasilkan pupuknya. Setelah disemprot dengan EM4 komposter ditutup
rapat-rapat. Selanjutnya disimpan dalam suatu tempat, setelah satu bulanan pupuk
kompos dan pupuk cairnya bisa dipanen
Kedua, Reuse
atau penggunaan kembali. Sekolah melaksanakan program Tepakisasi dan
gembesisasi. Semua warga sekolah wajib membawa makanan dan minuman dalam tepak
dan gembes. Karena sekolah meminimalkan penggunaan plastik (nol plastik).
Ketiga Reduse
atau pengurangan, adalah perilaku yang dapat mengurangi produk sampah. Keempat
Replace atau penggantian, adalah kegiatan untuk pengganti pemakaian suatu
barang atau memakai barang alternatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan dan
dapat dipakai kembali. Contohnya pada saat ada kegiatan minumnya dengan
menggunakan gelas.
Kelima Replant
atau penanaman kembali, adalah kegiatan pananaman dengan SaGuSaTum dan
SaSiSaTum. Gerakan satu guru dan satu siswa untuk membawa satu tumbuhan ke
sekolah. Dengan menambah jumlah pohon yang ada di sekolah, akan membuat
lingkungan menjadi hijau, asri dan indah. Serta dapat mengurangi kontribusi
atas pemanasal global.
Dengan konsep 5R warga sekolah dapat ikut serta dalam melestarikan dan memelihara lingkungan agar tidak rusak dan tercemar.
Banyubiru,
30 Januari 2021
#30hariberceritagbm#hari30