Ada banyak cara yang bisa dilakukan anggota
masyarakat untuk berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan. Salah satunya
adalah dengan membuat lubang resapan biopori di lingkungannya masing-masing.
Tahukah kamu apa itu biopori?
Baru-baru ini di sekolahku membuat sebuah lubang yang
disebut dengan lubang biopori. Defenisi Biopori menurut saya
adalah, lubang resapan yang
dibuat dengan sengaja, dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan (diameter
10 sampai 30 cm dengan panjang 30 sampai 100 cm) yang ditutupi sampah organik
yang berfungsi sebagai penyerap air ke tanah dan membuat kompos alami.
Seperti postingan saya yang lalu yang berjudul Biopori: Solusi Teknologi Ramah Lingkungan menyebutkan
bahwa Biopori merupakan metode alternatif untuk meresapkan air hujan ke dalam
tanah, selain dengan sumur resapan. Berikut beberapa fungsi dan tujuan
dari Biopori..
Tujuan / Fungsi / Manfaat / Peranan
Lubang Resapan Biopori / LRB :
1. Memaksimalkan air
yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
2. Membuat kompos
alami dari sampah organik daripada dibakar.
3. Mengurangi
genangan air yang menimbulkan penyakit.
4. Mengurangi air
hujan yang dibuang percuma ke laut.
5. Mengurangi resiko
banjir di musim hujan.
6. Maksimalisasi
peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
7. Mencegah
terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
Dalam kerjanya biopori mempunyai prinsip yang harus
diperhatikan. Karena tanpa menggunakan prinsip kerja biopori yang kita buat
tidak ada fungsinya. Prinsip kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana.
Lubang yang kita buat, kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota
tanah seperti cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga
(lubang) di dalam tanah yang disebut biopori. Rongga-rongga (biopori) ini
menjadi saluran bagi air untuk meresap kedalam tanah.
Cara Pembuatan Lubang Biopori
1. Buat lubang silindris secara
vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm. Kedalamannya sekitar 100 cm atau
sampai melampaui muka air tanah jika dibuat tanah yang mempunyai permukaan air
dangkal. Jarak antar lobang antara 50-100 cm.
2.
Mulut lubang dapat diperkuat dengan
semen selebar 2-3 cm setebal 2 cm.
3.
Isi lubang dengan sampah organik
yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, atau dedaunan.
4.
Sampah organik perlu ditambahkan
jika isi lubang sudah berkurang atau menyusut akibat proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dalam lubang
dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan
lubang.
Di daerah perkotaan, yang padat penduduk
dan bangunan, kemampuan tanah untuk menyerap air hujan telah berkurang drastis.
Air hujan yang turun sebagian besar menumbuk bidang-bidang keras selain tanah,
seperti jalanan beraspal atau bangunan. Karena tidak terserap air hujan ini
kemudian menggenang atau mengalir sebagai banjir.
Lubang resapan biopori merupakan
lubang-lubang yang ada di dalam tanah. Lubang-lubang ini biasanya terbentuk
sebagai akibat aktifitas organisme. Misalnya aktifitas kehidupan cacing, rayap,
akar tanaman, dan lain-lain. Lubang-lubang yang terbentuk berisi udara, yang
kemudian dapat menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.
Pada saat ini, dengan menggunakan teknologi
biopori, lubang-lubang ini bisa diciptakan manusia. Caranya cukup dengan
membuat lubang di dalam tanah. Aktifitas organisme bisa distimulasi dengan
memberikan sampah organik pada lubang-lubang tersebut, sebab sampah organik
merupakan bahan energi bagi organisme tanah.
Dengan membuat lubang resapan biopori di
lingkungan masing-masing, setidaknya kita telah meringankan beban lingkungan
dalam dua hal, yaitu mengurangi banjir dan mengurangi sampah. Namun, manfaat
lubang resapan biopori sebenarnya lebih banyak, antara lain bisa meningkatkan
kesuburan tanah, menghambat intrusi air laut, hingga mengurangi emisi CO2.
Sebagai upaya nyata untuk mendorong
kemandirian masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan, Medco Foundation
juga turut ambil bagian dalam mengenalkan lubang resapan biopori ini. Bekerja
sama dengan Sekolah Avicenna Cinere dan Sekolah Avicenna Jagakarsa, Medco
Foundation mengadakan kegiatan pengenalan lubang resapan biopori.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan
teknologi ramah lingkungan yang mudah dilakukan sehingga semua orang bisa
berkontribusi menjaga dan melestarikan lingkungan. Diharapkan, pengetahuan yang
didapat dalam kegiatan pengenalan lubang biopori bisa diterapkandi
lingkungan masing-masing oleh para siswa, guru, dan masyarakat yang turut serta
Manfaat Lubang Biopori
Lubang resapan biopori adalah teknologi sederhana yang tepat guna dan ramah
lingkungan. Lubang biopori ini mampu meningkatkan daya resap air hujan ke dalam
tanah sehingga mampu mengurasi resiko banjir akibat meluapnya air hujan. Selain
itu, teknologi ini juga mampu meningkatkan jumlah cadangan air bersih di dalam tanah.
·
Meningkatkan
daya resapan air
Lubang
resapan biopori mampu meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah. Hal ini
akan bermanfaat untuk: Mencegah genangan air yang mengakibatkan
banjir, peningkatan cadangan air bersih di dalam tanah, dan mencegah erosi
dan longsor
Dengan
adanya lubang biopori akan mencegah terjadinya genangan air yang secara
tidak lansung dapat meminimalisir berbagai masalah yang diakibatkannya seperti
mewabahnya penyakit malaria, demam berdarah dan kaki gajah.
·
Mengubah
sampah organik menjadi kompos
Sampah organik
yang dimasukkan ke dalam lubang biopori akan dirubah menjadi kompos oleh satwa
tanah seperti cacing dan rayap. Kompos atau humus ini sangat bermanfaat bagi
kesuburan tanah. Selain itu sampah organik yang diserap oleh biota tanah tidak
cepat diemisikan ke atmosfir sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan
metan) yang mengakibatkan pemanasan global dan menjaga
biodiversitas dalam tanah.
·
Memanfaatkan
fauna tanah dan akar tanaman
Lubang
biopori memicu biota tanah dan akan tanaman untuk membuat rongga-rongga di
dalam tanah yang menjadi saluran air untuk meresap ke dalam tanah. Dengan
adanya aktifitas ini menjadikan kemampuan lubang peresapan biopori senantiasa
terjaga dan terpelihara.
Banyubiru, 28 Januari 2021
Miskiyatun Nafijah, S.Pd.